Thursday, May 04, 2006

Buruh dan 'Buruh'



Kemaren buruh demo lagi. Masih dalam rangkaian peringatan hari buruh sedunia. Tapi berbeda dengan demo hari sebelumnya, demo kali ini tergolong rusuh dan ricuh. Anarkisme mendapatkan jalannya lagi. Yah memang wajar kalo buruh marah, pemerintah berusaha mengundang investor masuk tanpa memikirkan multiplier efeknya ke tenaga kerja Indonesia, lalu ke perekonomian nasional. Lha wong bukan rahasia lagi, semua orang juga tau kalo investor tuh cuma teriak-teriak kalo rugi. Nah kalo untung, mana mau dia kasih kompensasi ke pegawai? Masa segala macem tunjangan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja mau dihilangkan? Mau jadi apa para buruh di negeri ini? Buat apa nguntungin investor asing kalo rakyat sendiri menderita? Solusi dari sebuah masalah yang jelas menimbulkan masalah baru yang lebih besar!

Yang bikin gw sempet shock adalah berita yang diulas oleh kantor gw. Watta soft news! Kok gak ada ngregetnya sama sekali? Secara TV lain (sebut saja Metro dan SCTV) berlomba untuk menampilkan kepeduliannya terhadap nasib buruh. Kantor gw? Walah, jangan ditanya... Namanya juga buruh, jadi harus ikut semua apa kata yang punya. Kasihan temen-temen yang sudah bersusah payah bikin liputan... Itulah susahnya kalo media sudah berbau politis. Sadly, that's true!

Padahal secara tidak langsung para buruh itu mewakili nasib semua pegawai yang ada di Indonesia. Mau pekerja kantoran sekeren apapun, sewangi apapun, pake dasi merek apapun toh mereka tetep buruh juga. Cuma beda bentuk saja. Tapi sama-sama nurut sama yang punya modal kan? Jadi gak usah yah yang namanya sok aksi n sok gengsi gak mau turun ke jalan. Gw kayaknya juga menunggu kapan bisa bergabung dengan buruh beneran yang ternyata lebih berani. Asalkan minus segala macam anarki tentunya.

Mau tau bakal seperti apa Indonesia kalau UU Ketenagakerjaan jadi direvisi? Gw yakin, antrian orang yang mau ikut pendaftaran pegawai negeri bakal jauh lebih panjang dari saat ini. Hehehehehe

No comments:

Post a Comment