Wednesday, May 03, 2006

Scriptamanent



Mungkin bener kalo ada yang bilang menulis adalah salah satu bentuk terapi. Well, tenang aja gw gak sedang dalam perawatan psikolog atau psikiater yang mengharuskan gw untuk banyak menulis :P Tapi seperti yang gw bilang kemaren, kayaknya gw memang butuh saluran buat mengeluarkan semua yang terus bermain-main di otak gw ini.

Sabtu kemaren gw ke toko buku. Mo cari kado yang sesuai buat dua orang temen gw. Yeps, I love to give book that suit their life. Makanya gw berkeliaran dari satu rak ke rak yang lain. Buka-buka dikit, baca-baca dikit. Dan gw baru sadar, ternyara banyak banget buku yang terbit yah... Terutama buku fiksi. Penerbit-penerbit baru juga bejibun. Ada apa yah? Euforia baru?

Masih inget dong kalo sejak reformasi sampe awal 2000-an banyak banget penerbit baru yang muncul. Sebut saja Lentera, Jalasutra dkk. Yah, nuansanya kayak sekarang lah. Bedanya cuma di bukunya saja. Kalo beberapa waktu yang lalu penerbit lebih banyak berkutat di bidang 'pergerakan'. Yang namanya Ernesto 'Che' Guevara diulas dalam berbagai bentuk. Bukunya Tan Malaka, Pram, Hegel, Nietzche, Mao dan tokoh-tokoh sedikit berbau 'kiri' bertebaran di mana-mana. Mungkin menandakan bahwa pergerakan mahasiswa sedang jalan waktu itu. Tapi sekarang? Susah amat yah nyari buku baru yang bagus...

Yang ada, sekarang bertebaran buku-buku fiksi. Chicklit, Teenlit dan novel-novel ringan lainnya. Pengarang dan penulis baru bermunculan. Banyak banget malah. Bukan, gw sama sekali bukan bermaksud mengecilkan arti kehadiran mereka. Gw suka, kok. Apalagi Adhitya Mulya. His jokes are hilarious. But, let's see the bigger picture. Gw selalu percaya bahwa dunia sastra selalu saja menggambarkan kondisi riil yang terjadi di masyarakat. Dunia sastra menurut gw adalah bagian dari scriptamanent, jejak sejarah yang nantinya bisa ditelaah di masa depan. Yah siapa tahu nanti novel-novel yang terbit saat ini bisa jadi buku pengantar sosiologi (seperti yang terjadi pada buku-bukunya Alm. Pram -- I'm so sorry for him). Yang jadi pertanyaan gw, bagaimana nanti masa depan akan menelaah dunia sastra tahun-tahun ini? Bitter sweet pills like 'generasi bunga dan cinta'? Jaman keemasan dunia penulis baru? Atau malah jaman kegelapan, coz frankly those publishers mostly only go for money? Wah, gw gak bisa jawab. Kayaknya jawaban gw bakal berat sebelah. Secara gw juga terlibat dalam sistem industri ini. Yah, meskipun kecil. Tapi buat gw kan lumayan berarti, paling enggak pasti ada sedikit pembelaan dalam hati gw pada industri. Yah...

No comments:

Post a Comment